LDII JATENG, BLORA – Blora, Jawa Tengah, kini menjadi sorotan dalam dunia pertanian dengan inovasi baru dalam pengembangan sorgum.
Tanaman yang awalnya diperkenalkan dari Maros, Sulawesi Selatan, ini kini mulai ditangkar dan dibudidayakan di wilayah Blora dan dipandang sebagai salah satu komoditas alternarif pangan yang menjanjikan.
Dengan bantuan dan pendampingan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan penyuluh pertanian, sorgum di Blora bukan hanya sebagai tanaman pangan, tetapi juga menjadi potensi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Alim Broto Seno, Kepala Dinas Pertanian Blora, mengatakan jika pendampingan yang optimal perlu dilakukan untuk menghasilkan benih sorgum yang berkualitas.
Pendampingan ini dianggap sebagai kunci sukses agar para petani dapat memaksimalkan hasil pertanian mereka dan menciptakan produktivitas yang lebih baik.
“Kami beruntung bisa memperkenalkan sorgum di Blora, yang awalnya berasal dari Maros. Namun, yang terpenting adalah pendampingan yang harus intensif, agar hasil panen benar-benar maksimal,” ujar Alim saat ditemui di lokasi pengembangan sorgum.
Sorgum di Blora saat ini telah berhasil dipanen di lahan seluas 1 hektar, dengan hasil yang cukup menjanjikan.
Gelaran panen sorgum ini pun mendapat apresiasi daei Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto.
Kedepannya, Dinas Pertanian Blora memiliki target untuk memperluas areal tanam dan meningkatkan hasil panen sorgum secara signifikan.
Salah satu faktor yang membantu kesuksesan ini adalah keberadaan offtaker yang siap menyerap hasil pertanian sorgum tersebut.
“Offtaker yang sudah ada bakal membantu kami memastikan pasar untuk hasil panen sorgum. Hal ini tentu sangat memudahkan petani karena mereka tidak perlu khawatir soal pemasaran,” lanjut Alim.
Dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Blora turut mempermudah pengelolaan sorgum.
Dalam arahan Bupati Blora, pihak pemerintah daerah mendorong pengelolaan pertanian yang berkelanjutan dan mendukung program-program penyuluhan pertanian serta pakan ternak yang berbasis pada hasil sampingan tanaman sorgum, seperti batang dan daun.
“Batang dan daun sorgum memiliki potensi besar sebagai pakan ternak, yang menjadi tambahan keuntungan bagi peternak di Blora. Dengan pendekatan seperti ini, kita tidak hanya fokus pada tanaman pangan saja, tetapi juga pada sektor peternakan,” jelas Alim.
Di sisi lain, dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa juga turut berperan aktif dalam mengedukasi masyarakat mengenai manfaat sorgum sebagai bahan pangan yang bisa diolah menjadi berbagai produk, seperti tepung atau roti.
“Sorgum ini rasanya enak, bahkan bisa diolah menjadi roti, yang memiliki nilai gizi tinggi dan tentunya membuka peluang baru di dunia kuliner.”
Selain memiliki potensi untuk menjadi bahan pangan, sorgum juga dikenal dengan ketahanannya terhadap kondisi cuaca yang kering.
Hal ini menjadikannya alternatif yang ideal untuk mengatasi tantangan perubahan iklim yang semakin tak menentu.
Dengan potensi pertanian yang kuat, serta manfaatnya yang luas, sorgum diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia.
Potensi lainnya, sorgum juga berperan sebagai solusi bagi petani untuk menghasilkan pakan ternak berkualitas tanpa perlu bergantung sepenuhnya pada pakan komersial.
Dengan pengelolaan yang tepat, sorgum bisa menjadi tanaman multifungsi yang memberikan nilai tambah bagi sektor pertanian dan peternakan di Blora.
Ke depannya, Alim Broto Seno berharap bahwa pengembangan sorgum ini akan terus berkembang dan menjadi komoditas unggulan yang mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi petani.
Sorgum juga berpotensi untuk diperkenalkan ke daerah-daerah lain yang memiliki lahan yang cocok, sehingga memberikan dampak positif lebih luas lagi bagi perekonomian nasional.
“Kami optimistis dengan masa depan sorgum di Blora. Semoga dengan dukungan semua pihak, kami bisa mewujudkan Blora sebagai pusat pengembangan sorgum yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat,” tutup Alim.
Dengan langkah-langkah strategis yang dilakukan oleh pemerintah daerah, petani, dan berbagai pihak terkait, Blora kini menapaki jalannya untuk menjadi pionir dalam pengembangan sorgum yang berkelanjutan.
Sebuah terobosan besar yang membawa harapan baru untuk pertanian Indonesia. (*)