Wakapolda Jawa Tengah, Brigjen. Pol. Dr. Latif Usman, S.I.K., M.Hum.

Wakapolda Jateng: Polisi dan Ulama Harus Aktif Jaga Nilai Kebangsaan

Headlines
Spread the love

LDII JATENG — Wakapolda Jawa Tengah, Brigjen Pol Dr Latif Usman menyampaikan pesan penting terkait peran strategis aparat keamanan dan tokoh agama dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam Webinar Silaturrahim Kebangsaan V yang digelar oleh DPW LDII Provinsi Jawa Tengah di Hotel Santika Premier Semarang, Sabtu (26/7/2025).

Ia menegaskan bahwa kebersamaan seluruh elemen bangsa, terutama dalam konteks komunikasi dan kolaborasi, menjadi kunci utama menghadapi tantangan kebangsaan masa kini.

Brigjen. Pol. Latif Usman menyampaikan bahwa Kepolisian Daerah Jawa Tengah secara aktif memantau dinamika organisasi kemasyarakatan melalui direktorat Intelijen dan Bina Masyarakat.

Kehadiran dua unit ini memungkinkan polisi untuk memahami dan merespons perkembangan sosial secara lebih akurat.

“Intel dan Bimas inilah yang selalu berkolaborasi dengan masyarakat, agar kami tahu apa yang terjadi di luar, dan bagaimana harus menyikapinya,” ujarnya.

Menurutnya, kolaborasi semacam ini mendukung terciptanya keamanan dan ketertiban sosial di tengah masyarakat yang majemuk.

Makna Penting Silaturahmi Antar Elemen Bangsa

Wakapolda sangat mengapresiasi forum silaturrahim yang melibatkan lintas ormas dan tokoh lintas agama seperti NU, Muhammadiyah, dan LDII. Ia menyebut pertemuan seperti ini sebagai wujud nyata dari cita-cita kebangsaan yang inklusif.

“Inilah yang sangat kita impikan. Semua anak bangsa duduk bersama, berpikir satu arah, bagaimana memajukan negara ini,” jelasnya.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya budaya komunikasi terbuka agar konflik bisa dicegah sejak dini.

Brigjen Latif menjelaskan bahwa konsep Polisi RW merupakan strategi yang menempatkan petugas kepolisian di tengah masyarakat sebagai jembatan antara warga dan negara.

“Polisi RW itu tugasnya memang berada di tengah masyarakat. Laporkan pada kami kalau ada masalah sekecil apa pun, agar bisa cepat diatasi,” imbaunya.

Kehadiran polisi RW memungkinkan deteksi dini konflik horizontal dan menjaga hubungan harmonis di tingkat akar rumput.

Salah satu isu penting yang diangkat dalam sambutan Wakapolda adalah literasi digital.

Ia menyoroti bahwa ruang digital kini telah menjadi medan utama dalam pembentukan opini, khususnya di kalangan generasi muda.

“Jangan biarkan TikTok hanya diisi lagu-lagu viral. Para ulama harus aktif berbicara di Instagram, YouTube, TikTok. Itu sangat membantu menjaga moral publik,” ujarnya.

Ia juga meminta Kementerian Agama dan ormas Islam untuk memproduksi konten positif yang membangun pemahaman keagamaan yang toleran dan mencerahkan.

Tantangan Terbesar dalam Berdakwah di Era Digital

Menurut Wakapolda, ulama dan tokoh masyarakat harus lebih akrab dengan teknologi. Dakwah dan nasihat keagamaan tidak cukup hanya disampaikan secara langsung karena generasi muda lebih sering menerima informasi dari media sosial.

“Kita harus sadar. Kalau dakwah hanya di majelis, yang hadir hanya sedikit. Tapi kalau masuk dunia digital, pesannya bisa tersebar luas,” tegasnya.

Brigjen Latif menutup sambutannya dengan mengajak semua elemen bangsa untuk terus menginternalisasi nilai-nilai kebangsaan. Ia menekankan bahwa menjaga keutuhan NKRI bukan hanya tugas pemerintah atau aparat keamanan, tapi tanggung jawab bersama.

“Kita harus memperkuat persatuan, membentuk karakter bangsa, meningkatkan daya saing, dan melestarikan budaya nasional,” katanya.

Musyawarah dan mufakat, lanjutnya, harus terus dihidupkan sebagai pendekatan utama dalam menyelesaikan setiap persoalan bangsa.

Maka Latif Usman dalam Silaturrahim Kebangsaan LDII Jateng menegaskan pentingnya kolaborasi antara kepolisian dan ormas keagamaan untuk menjaga persatuan bangsa.

Ia mendorong tokoh agama untuk lebih aktif dalam ruang digital sebagai bagian dari strategi dakwah modern. Melalui literasi digital, dialog terbuka, dan kehadiran polisi di tengah masyarakat, cita-cita menjaga NKRI sebagai rumah bersama dapat terus diperkuat dan diwujudkan. (Lines Jateng)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *