Ketum DPP LDII

Ketum DPP LDII KH Chriswanto Santoso Ingatkan 2 Tantangan Serius Indonesia di Tahun 2024

Berita Nasional Headlines Organisasi

LDII JATENG, SEMARANG — Memasuki tahun 2024 bisa dijadikan momen untuk berbenah diri untuk memperbaiki hal yang tidak sesuai harapan organisasi atau bangsa.

“Kita harus belajar dari keberhasilan atau kekurang berhasilan 2023, dengan belajar dan mencari hikmah dari kegagalan dan ketidakberhasilan tahun 2023 dijadikan modal untuk menapaki tahun 2024 kalau yang gagal jangan diulangi dan diperbaiki sehingga bisa berhasil kita tingkatkan sehingga lebih berhasil lagi,” pesan Ketua DPW LDII Jawa Tengah, Prof H Singgih Tri Sulistiyono, Kamis (4/1/2024).

Selain itu, Guru Besar Undip ini juga berpesan agar di tahun 2024 memasuki tahun politik, kita harus betul-betul hati-hati dan selalu mawas diri dan menempa semangat dan pikiran dan serta hati kita.

“Dengan semangat yang selalu bisa sinergi, bekerjasama rukun, saling menghargai semangat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan mengatasi segala macam tantangan untuk menghadapi isu-isu yang memecah belah kehidupan masyarakat, bangsa dan negara ini.

Maka di tahun 2024 marilah semua elemen masyarakat, negara masyarakat, bangsa meningkatkan pengabdian masyarakata untuk menuju masyarakat Indonesia ynag  dicita-citakan bersama.

“Jangan sampai kita seperti hidup di dalam zaman-zaman perpecahan dulu dimana orang-orang suka menebar kebencian, menebar pecah belah, menebar konflik, ini harus kita hindari justru kita harus menebar rasa kasih sayang, persahabatan, silatorahim sehingga bangsa ini negara tidak banyak membuang energi hanya untuk hal-hal yang sebetulnya tidak perlu terjadi, mari kita wujudkan pondasi untuk menuju Indonesia Emas 2024,” tambahnnya.

Sementara itu, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengingatkan bahwa ekonomi dalam negeri belum sepenuhnya bangkit karena persoalan global. Sementara, di dalam negeri akan lahir kepemimpinan baru yang dalam proses kelahirannya bisa saja terjadi goncangan-goncangan.

“Terdapat dua tantangan serius yang dihadapi pemerintah dan rakyat Indonesia. Pertama, konflik global yang menyeret kekuatan besar dunia di Timur Tengah dan Eropa Timur, berimbas pada ekonomi dunia,” ujar KH Chriswanto.

Kedua, pemilihan presiden dan legislatif pada 2024 ini, memang lebih tenang dibanding 2014 dan 2019 lalu. Aparat keamanan sigap dalam memantau media sosial yang kerap menjadi pencetus kegaduhan nasional.

Di sisi lain, para kandidat presiden dan elit politik benar-benar menjaga persatuan dan kesatuan, “Meskipun debat capres memunculkan kontroversi ataupun saling ngotot mempertahankan pendapat di media massa dan sosial, namun masih dalam tahap wajar,” paparnya.

Menurutnya, Pemilu 2024 telah memunculkan kesadaran politik bagi para elit politik untuk tidak menggunakan politisasi identitas, baik kelompok-kelompok agama maupun nasionalis. Untuk itu, ia mendorong pemerintah dan masyarakat untuk menahan diri dan berhati-hati.

Pasalnya, dua sikap itu memungkinkan masyarakat di tingkat bawah, menengah dan atas, maupun pemerintah bisa mewaspadai gejolak yang bisa saja muncul,

“Perang di wilayah Israel membuat sumbatan di Laut Merah, karena ancaman dari Yaman yang bakal menenggelamkan atau menahan kapal-kapal dagang yang berkaitan dengan Israel,” ujar alumni Newcastle University itu.

Akibatnya, para pelaut memilih rute menghindari Terusan Suez memutari Afrika. Hal tersebut mengakibatkan biaya kargo meningkat yang berimbas pada inflasi. Padahal, menurutnya, harga pangan dunia berbasis gandum telah mengalami kenaikan akibat Perang Rusia dan Ukraina,

“Efek perang itu juga mengakibatkan harga minyak atau energi dunia fluktuatif,” imbuh dia. Bahkan, harga pupuk global juga naik, yang juga berakibat pada harga pupuk nasional yang masih impor.

Suasana ekonomi dan politik mengharuskan masyarakat agar menahan diri untuk tidak konsumtif dan berhati-hati dengan kondisi keuangannya,

“Ketidakpastian harus disikapi dengan kehati-hatian. Kita telah belajar banyak dari Pandemi Covid-19 di mana ekonomi sampai tingkat bawah terhenti. Saat ekonomi mulai bangkit, energi dan pangan mengalami inflasi,” papar KH Chriswanto.

Kehati-hatian itu bisa dipraktikkan dengan sikap muzhid-mujhid, atau hidup yang efisien. Tidak konsumtif, tapi mengedepankan kerja keras dan hasilnya ditabung atau diinvetasikan kembali.

Bila krisis ekonomi dunia dan puncaknya berpengaruh ke dalam negeri, masyarakat telah memiliki bekal yang cukup. Dengan demikian krisis tersebut bisa dilewati tanpa harus mengorbankan harta benda.

Sikap tersebut harus diajarkan kepada generasi muda. DPP LDII memandang generasi muda adalah aset bangsa, yang harus ditanamkan nilai-nilai agama dan budaya yang menjadikan mereka manusia berkarakter Indonesia yang pancasilais,

“Akhir tahun 2023, DPP LDII menginstruksikan jajarannya di seluruh Indonesia untuk mengadakan pengajian akhir tahun,” ungkapnya.

Pengajian tersebut untuk menghindarkan generasi muda dari pengaruh negatif, yang kerap terjadi dalam perayaan akhir tahun,

“Dalam pengajian itu, bukan hanya menghindarkan diri dari ekses negatif. Tapi membiasakan hidup efisien dengan tidak menghambur-hamburkan uang hanya untuk berpesta atau membakar kembang api. Kami arahkan energi dan biaya yang mereka miliki, untuk meningkatkan ibadah dan berdiskusi yang positif di majelis taklim, masjid dan pondok pesantren yang bernaung di bawah LDII,” pungkas KH Chriswanto. (*)

LDII Kudus

Leave a Reply

Your email address will not be published.