Jakarta (8/3). Jelang Musyawarah Nasional (Munas) IX, DPP LDII beraudiensi dengan Kemendagri. Dalam pertemuan itu, Kemendagri minta LDII terus bersinergi dengan pemerintah dan ormas-ormas untuk menyukseskan program pemerintah.
Hal tersebut dipaparkan Kasubdit Kemitraan dan Pemberdayaan Ormas Prayogo Heri Cahyono, kepada jajaran pengurus DPP LDII, yakni Ketua Umum DPP LDII Chriswanto Santoso, Ketua DPP LDII Iskandar Siregar, Teddy Suratmadji, Rathoyo Rasdan, Sekretaris Umum Dody Taufiq Wijaya, dan beberapa pengurus lainnya.
Prayogo Heri Cahyono yang mewakili Kemendagri mengapresiasi ormas LDII. Ia juga menjelaskan, saat ini mindset pemerintah berubah dari yang tadinya program membina menjadi kemitraan, ”Kami yakin LDII mampu mewujudkan progam ini. Sebab LDII adalah salah satu ormas yang dikelola sesuai tata kelola yang sangat baik dan kiprahnya ke masyarakat sangat terasa,” ujarnya.
Menurutnya, ormas sebagai bagian dari kebebasan masyarakat berkumpul di ruang publik, diharapkan saling bersinergi, tidak saling beririsan, saling mengisi, dan saling memberdayakan. Tujuannya agar masing-masing ormas berjalan sesuai AD/ART sesuai dengan tujuan pendiriannya, fungsi, dan Undang-undang Keormasan
“Semua ormas supaya berperan aktif bersama pemerintah dalam mensukseskan progam-progam pembangunan. Saya yakin, 436.000 ormas di bawah Kemendagri mampu berkolaborasi dengan pemerintah. Salah satunya ormas tersebut badalah LDII,” ujar Prayogo
Dalam sambutannya, Chriswanto Santoso menambahkan, ormas merupakan unsur yang terdekat dengan masyarakat ketimbang partai politik. Ormas merupakan salah satu bentuk kebebasan masyarkat dan tempat untuk menampung aspirasi.
“Komunikasi LDII dengan Kemendagri kalau bisa jangan putus. Karena sejatinya interaksi ormas dengan masyarakat lebih erat tanpa ada tendensi politik,” ujarnya. Tidak hanya itu, Chriswanto juga menyampaikan tentang delapan bidang program berkelanjutan LDII yakni kebangsaan, dakwah, pendidikan umum, ekonomi syariah, kesehatan dan obat herbal, teknologi dan energi terbarukan.
Pada bidang pendidikan, LDII telah memanfaatkan teknologi digital dengan membuat platform e-learning pondok karakter yang berfokus pada stakeholder pendidikan. Menurutnya, selama ini tidak ada pedoman baku kepada penyelenggara pendidikan seperti ketua Yayasan, kepala sekolah, penyediaan tenaga administrasi dan orangtua.
“Kami melakukan penelitian pada satuan-satuan pendidikan, ternyata pelaksanaan karakter pendidikan itu ditujukan hanya pada peserta didik. Kami menilai ada kekosongan pada pendidik. Adanya pondok karakter untuk mendukung program pendidikan karakter yang dicanangkan pemerintah,” ujarnya.
Selanjutnya, Chriswanto Santoso memaparkan rencana kegiatan Munas IX, yang akan dilaksanakan di Ponpes Minhajurrosyidin dengan kapasitas tempat 2.000 orang. Namun, untuk melaksanakan protokol kesehatan, munas diadakan dengan luring dan daring, dengan peserta maksimal 141 orang.
“Tempat didesain dengan aliran udara yang terbuka. Kebutuhan terhadap protokol kesehatan. Rapid antigen, masker, tempat cuci tangan, vitamin, maupun minuman dan makanan penunjang kesehatan disiapkan,” imbuh Chriswanto.
Secara daring, Munas akan diikuti 3.500 peserta dari 360 studio mini. Tema Munas IX adalah “Penguatan SDM Profesional Religius untuk Ketahanan dan kemandirian Bangsa Menuju Indonesia Maju”. Munas Kali ini menjadi tindak lanjut program delapan bidang kontribusi LDII pada Rakernas LDII 2018 lalu. (Faqih/LINES)